About

Minggu, 25 Maret 2012

Belajar Bahasa Jepang Mudah

CARA BELAJAR BAHASA JEPANG MUDAH
Part 1 Tutorial Bahasa Jepang
Pada Kesmpatan Ini Saya akan berbagi informasi tentang cara cepat belajar bahasa jepang, kalian bisa download Mp3 dan Ebooknya Disini, Semuanya ada 50 pembelajaran.

Download Ebook Indonesia Downlaod

Download Mp3 Bahasa Jepang Gratis
Download
Lesson 1 Download1.mp3
Lesson 2 Download2.mp3
Lesson 3 Download3.mp3
Lesson 4 Download4.mp3
Lesson 5 Download5.mp3
Lesson 6 Download6.mp3
Lesson 7 Download7.mp3
Lesson 8 Download8.mp3
Lesson 9 Download9.mp3
Lesson 10 Download10.mp3

Sampai Jumpa Di Post Berikutnya...........

Sumber : http://www3.nhk.or.jp

Sabtu, 24 Maret 2012

Lagu Uero Resmi Ukraina - Polandia 2012

Soundtrak Euro 2012 Polandia - Ukraina

Soundtrack Eouro Download

Rabu, 29 Februari 2012

Kriptologi

Lama Tidak Melihat Informasi, Kali Ini Saya coba Post Tentang Kriptologi Mudahan-Mudahan Berguna.


Kriptologi adalah gabungan dari ilmu kriptografi dan analisis sandi. Kriptografi merupakan teknik untuk mengamankan data dari sisi kerahasiaan (confidentiality), keabsahan pengirim/penerima(authentication), keaslian data(integrity) dan pertanggungjawaban telah mengirim/menerima(nonrepudiation). Analisis sandi (cryptanalysis, attack) adalah teknik untuk memecahkan algoritma kriptografi.

Algoritma Kriptografi dapat dikategorikan ke dalam algoritma kunci simetri, kunci asimetri dan fungsi hash. Termasuk algoritma kunci simetri adalah block cipher dan stream cipher. Block cipher adalah algoritma enkripsi yang memiliki masukan/keluaran sebanyak 1 blok. Setiap blok pada umumnya terdiri atas 64 bit atau 128 bit. Algoritma enkripsi berfungsi untuk menjaga confidentiality (kerahasiaan) data. Stream cipher adalah algoritma enkripsi yang memiliki masukan/keluaran 1 bit atau 1 karakter.

Pesan yang menjadi masukan algoritma enkripsi biasanya dapat dibaca, dilihat dan dapat dipahami. Pesan ini disebut plaintext. Keluaran algoritma enkripsi disebut sebagai ciphertext. Ciphertext selalu sulit dibaca atau tidak dapat dipahami sama sekali.

Untuk merancang block cipher perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1. kecepatan vs keamanan : Semakin cepat biasanya semakin tidak aman

2. efisiensi implementasi pada berbagai software dan hardware. Efisiensi pada suatu platform terkadang menimbulkan ketidakefisienan pada platform lain. Sebagai contoh, DES memiliki kecepatan yang tinggi pada hardware akan tetapi memiliki kecepatan yang lambat pada software akibat banyaknya penggunaan permutasi bit

3. Kesederhanaan. Semakin rumit algoritma, semakin sulit pula pembuktian keamanannya. Yang ideal tentu saja membuat algoritma yang nampaknya sangat rumit bagi orang lain, namun sangat mudah bagi kita membuktikan keamanannya. Kemungkinan terburuk adalah sedemikian rumitnya bagi kita sehingga kita tidak dapat membuktikan keamanannya, akan tetapi sangat mudah bagi lawan untuk memecahkannya.

Perlukah algoritma enkripsi kita dipublikasikan?

1. Kadangkala, algoritma yang kita sembunyikan dalam file exe ataupun dalam perangkat keras dapat di-reverse-engineeringsehingga dapat dibaca orang lain. Dalam kasus ini, merahasiakan algoritma menjadi sesuatu yang sia-sia.

2. Lebih mudah hanya menjaga kerahasiaan kunci (password) daripada harus menjaga kerahasiaan algoritmanya pula. Lebih mudah menjaga sedikit rahasia daripada banyak rahasia.

3. Algoritma yang dipublikasikan dapat menerima banyak kritik dari para ahli untuk perbaikannya.

Jika kita telah menguasai teknik desain algoritma kelas dunia dengan baik, maka dengan menjaga kerahasiaan algoritma, mungkin semakin aman algoritma kita. Akan tetapi merahasiakan algoritma sekali lagi bukanlah tugas yang ringan. Untuk merahasiakan algoritma kita, kita harus mengimplementasikannya dalam hardware yang akan rusak begitu ada usaha untuk melakukan reverse engineering.

Bila kita membeli perangkat buatan asing yang mudah kita isi implementasi algoritma kita, maka tidak ada jaminan bahwa perangkat yang kita beli tersebut tidak akan mengirimkan password (key) yang kita simpan didalamnya kepada pembuat perangkat tersebut, misalnya dengan teknologi semacam RFID.

Terdapat beberapa jenis keamanan yang harus diperhatikan :

1. Keamanan algoritma

2. Keamanan implementasi

3. Keamanan fisik

4. Keamanan organisasi

Keamanan algoritma adalah cara memecahkan algoritma kriptografi tanpa memperhatikan lingkungannya. Teknik pemeriksaannya disebut sebagai analisis sandi. Ilmu ini belum banyak diminati di negeri kita, sementara itu di berbagai universitas di luar negeri dan berbagai lembaga penelitian lainnya, ilmu ini sangat diperhatikan. Sehingga kita merasa cukup mengatakan suatu algoritma dikatakan aman apabila para pakar asing mengatakannya demikian.

Keamanan implementasi adalah keamanan implementasi dari algoritma kriptografi. Kadangkala kita mengira sudah dapat meng-crack algoritma kriptografi, padahal yang kita lakukan adalah meng-crack implementasinya. Misalkan dengan tool software yang dapat kita peroleh dari internet kita dapat memperoleh password Windows orang lain. Ini bukan meng-crack algoritma, akan tetapi meng-crack implementasinya. Contoh lain adalah menerobos password pengaman WiFi versi WEP. Meng-crack implementasi seringkali lebih mudah daripada meng-crack algoritma kriptografinya.

Minggu, 08 Januari 2012

Kriptografi

KRIPTOGRAFI

1. 1 Latar belakang

Berkat perkembangan teknologi yang begitu pesat memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi/data secara jarak jauh. Antar kota antar wilayah antar negara bahkan antar benua bukan merupakan suatu kendala lagi dalam melakukan komunikasi dan pertukaran data. Seiring dengan itu tuntutan akan sekuritas (keamanan) terhadap kerahasiaan informasi yang saling dipertukarkan tersebut semakin meningkat. Begitu banyak pengguna seperti departemen pertahanan, suatu perusahaan atau bahkan individu-individu tidak ingin informasi yang disampaikannya diketahui oleh orang lain atau kompetitornya atau negara lain. Oleh karena itu dikembangkanlah cabang ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengamanan data atau dikenal dengan istilah Kriptografi.

Dalam kriptografi terdapat dua konsep utama yakni enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses dimana informasi/data yang hendak dikirim diubah menjadi bentuk yang hampir tidak dikenali sebagai informasi awalnya dengan menggunakan algoritma tertentu. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yaitu mengubah kembali bentuk tersamar tersebut menjadi informasi awal.

Algoritma kriptografi berdasarkan jenis kunci yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

· Algoritma simetris

Dimana kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi adalah kunci yang sama

· Algoritma asimetris

Dimana kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang berbeda.

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

· Algoritma block cipher

Informasi/data yang hendak dikirim dalam bentuk blok-blok besar (misal 64-bit) dimana blok-blok ini dioperasikan dengan fungsi enkripsi yang sama dan akan menghasilkan informasi rahasia dalam blok-blok yang berukuran sama.

· Algoritma stream cipher

Informasi/data yang hendak dikirim dioperasikan dalam bentuk blok-blok yang lebih kecil (byte atau bit), biasanya satu karakter persatuan persatuan waktu proses, menggunakan tranformasi enkripsi yang berubah setiap waktu.

Camellia merupakan algoritma kriptografi simetris blok cipher. Dalam Camellia proses enkripsi dan dekripsi dilakukan pada blok data berukuran 128-bit dengan kunci yang dapat berukuran 128-bit, 192-bit, 256-bit. Algoritma Camellia dikembangkan oleh :

  • Kazumaro Aoki (NTT - Nippon Telegraph and Telephone Corp.)
  • Tetsuya Ichikawa (Mitsubishi electric Corp.)
  • Masayuki Kanda (NTT – Nippon Telegraph and Telephone Corp.)
  • Mitsuru Matsui (Mitsubishi electric Corp.)
  • Shiho Moriai (NTT – Nippon Telegraph and Telephone Corp.)
  • Junko Nakajima (Mitsubishi electric Corp.)
  • Toshio Tokita (Mitsubishi electric Corp.)

Dimana versi 1.0 pada bulan Juli 2000, versi 2.0 pada September 2001 dan versi 2.1 pada Febuari 2002.

II Kriptografi

2. 1 Dasar Kriptografi

2. 1. 1 Teori Kriptografi

Kriptografi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara menjaga agar data atau pesan tetap aman saat dikirimkan, dari pengirim ke penerima tanpa mengalami gangguan dari pihak ketiga. Menurut Bruce Scheiner dalam bukunya "Applied Cryptography", kriptografi adalah ilmu pengetahuan dan seni menjaga message-message agar tetap aman (secure).

Konsep kriptografi sendiri telah lama digunakan oleh manusia misalnya pada peradaban Mesir dan Romawi walau masih sangat sederhana. Prinsip-prinsip yang mendasari kriptografi yakni:

· Confidelity (kerahasiaan) yaitu layanan agar isi pesan yang dikirimkan tetap rahasia dan tidak diketahui oleh pihak lain (kecuali pihak pengirim, pihak penerima / pihak-pihak memiliki ijin). Umumnya hal ini dilakukan dengan cara membuat suatu algoritma matematis yang mampu mengubah data hingga menjadi sulit untuk dibaca dan dipahami.

· Data integrity (keutuhan data) yaitu layanan yang mampu mengenali/mendeteksi adanya manipulasi (penghapusan, pengubahan atau penambahan) data yang tidak sah (oleh pihak lain).

· Authentication (keotentikan) yaitu layanan yang berhubungan dengan identifikasi. Baik otentikasi pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman data maupun otentikasi keaslian data/informasi.

· Non-repudiation (anti-penyangkalan) yaitu layanan yang dapat mencegah suatu pihak untuk menyangkal aksi yang dilakukan sebelumnya (menyangkal bahwa pesan tersebut berasal dirinya).

Berbeda dengan kriptografi klasik yang menitikberatkan kekuatan pada kerahasiaan algoritma yang digunakan (yang artinya apabila algoritma yang digunakan telah diketahui maka pesan sudah jelas "bocor" dan dapat diketahui isinya oleh siapa saja yang mengetahui algoritma tersebut), kriptografi modern lebih menitikberatkan pada kerahasiaan kunci yang digunakan pada algoritma tersebut (oleh pemakainya) sehingga algoritma tersebut dapat saja disebarkan ke kalangan masyarakat tanpa takut kehilangan kerahasiaan bagi para pemakainya.

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi :

  • Plaintext (M) adalah pesan yang hendak dikirimkan (berisi data asli).
  • Ciphertext (C) adalah pesan ter-enkrip (tersandi) yang merupakan hasil enkripsi.
  • Enkripsi (fungsi E) adalah proses pengubahan plaintext menjadi ciphertext.
  • Dekripsi (fungsi D) adalah kebalikan dari enkripsi yakni mengubah ciphertext menjadi plaintext, sehingga berupa data awal/asli.
  • Kunci adalah suatu bilangan yang dirahasiakan yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi.

Kriptografi itu sendiri terdiri dari dua proses utama yakni proses enkripsi dan proses dekripsi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses enkripsi mengubah plaintext menjadi ciphertext (dengan menggunakan kunci tertentu) sehingga isi informasi pada pesan tersebut sukar dimengerti.

plaintext ciphertext plaintext

kunci enkripsi kunci dekripsi

Gambar 2.1 Diagram proses enkripsi dan dekripsi

Peranan kunci sangatlah penting dalam proses enkripsi dan dekripsi (disamping pula algoritma yang digunakan) sehingga kerahasiaannya sangatlah penting, apabila kerahasiaannya terbongkar, maka isi dari pesan dapat diketahui.

Secara matematis, proses enkripsi merupakan pengoperasian fungsi E (enkripsi) menggunakan e (kunci enkripsi) pada M (plaintext) sehingga dihasilkan C (ciphertext), notasinya :

Ee(M) – C

Sedangkan untuk proses dekripsi, merupakan pengoperasian fungsi D (dekripsi) menggunakan d (kunci dekripsi) pada C (ciphertext) sehingga dihasilkan M (plaintext), notasinya :

Dd(C) = M

Sehingga dari dua hubungan diatas berlaku :

Dd(Ee(M)) = M

2. 1. 2 Algoritma Simetris dan Asimetris

2. 1. 2. 1 Algoritma Simetris

Algoritma simetris (symmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan sama dengan kunci dekripsi sehingga algoritma ini disebut juga sebagai single-key algorithm.

Plaintext ciphertext plaintext

kunci enkripsi (K) kunci dekripsi (K)

Gambar 2.2 Diagram proses enkripsi dan dekripsi algoritma simetris

Sebelum melakukan pengiriman pesan, pengirim dan penerima harus memilih suatu suatu kunci tertentu yang sama untuk dipakai bersama, dan kunci ini haruslah rahasia bagi pihak yang tidak berkepentingan sehingga algoritma ini disebut juga algoritma kunci rahasia (secret-key algorithm).

Kelebihan :

· Kecepatan operasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan algoritma asimetrik.

· Karena kecepatannya yang cukup tinggi, maka dapat digunakan pada sistem real-time

Kelemahan :

· Untuk tiap pengiriman pesan dengan pengguna yang berbeda dibutuhkan kunci yang berbeda juga, sehingga akan terjadi kesulitan dalam manajemen kunci tersebut.

· Permasalahan dalam pengiriman kunci itu sendiri yang disebut “key distribution problem”

Contoh algoritma : TwoFish, Rijndael, Camellia

2. 1. 2. 2 Algoritma Asimetris

Algoritma asimetris (asymmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan tidak sama dengan kunci dekripsi. Pada algoritma ini menggunakan dua kunci yakni kunci publik (public key) dan kunci privat (private key). Kunci publik disebarkan secara umum sedangkan kunci privat disimpan secara rahasia oleh si pengguna. Walau kunci publik telah diketahui namun akan sangat sukar mengetahui kunci privat yang digunakan.

Plaintext ciphertext plaintext

kunci enkripsi (K1) kunci dekripsi (K2)

Gambar 2.3 Diagram proses enkripsi dan dekripsi algoritma asimetris

Pada umumnya kunci publik (public key) digunakan sebagai kunci enkripsi sementara kunci privat (private key) digunakan sebagai kunci dekripsi.

Kelebihan :

· Masalah keamanan pada distribusi kunci dapat lebih baik

· Masalah manajemen kunci yang lebih baik karena jumlah kunci yang lebih sedikit

Kelemahan :

· Kecepatan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan algoritma simetris

· Untuk tingkat keamanan sama, kunci yang digunakan lebih panjang dibandingkan dengan algoritma simetris.

Contoh algoritma : RSA, DSA, ElGamal

2. 1. 3 Block Cipher dan Stream Cipher

Jika kita melihat berdasarkan ukuran serta format data yang akan diproses, maka algoritma kriptografi dapat dibagi menjadi dua bagian yang utama yaitu:

· Block Cipher, algoritma kriptografi ini bekerja pada suatu data yang berbentuk blok/kelompok data dengan panjang data tertentu (dalam beberapa byte), jadi dalam sekali proses enkripsi atau dekripsi data yang masuk mempunyai ukuran yang sama.

· Stream cipher, algoritma yang dalam operasinya bekerja dalam suatu pesan berupa bit tunggal atau terkadang dalam suatu byte, jadi format data berupa aliran dari bit untuk kemudian mengalami proses enkripsi dan dekripsi.

Pada algoritma penyandian blok (block cipher), plainteks yang masuk akan diproses dengan panjang blok yang tetap yaitu n, namun terkadang jika ukuran data ini terlalu panjang maka dilakukan pemecahan dalam bentuk blok yang lebih kecil. Jika dalam pemecahan dihasilkan blok data yang kurang dari jumlah data dalam blok maka akan dilakukan proses pading (penambahan beberapa bit).

2. 2 Mode Operasi dalam Block Cipher

\2. 2. 1 Electronic Codebook (ECB)

Pada mode operasi ECB sebuah blok input plaintext dipetakan secara statis ke sebuah blok output ciphertext. Sehingga tiap plaintext yang sama akan menghasilkan ciphertext yang selalu sama pula. Sifat- sifat dari mode operasi ECB :

· Sederhana dan efisien

  • Memungkinkan implementasi parallel
  • Tidak menyembunyikan pola plaintext
  • Dimungkinkan terjadi adanya active attack.

Skema dari mode operasi ECB dapat digambarkan sebagai berikut :


Sender Receiver

Gambar 2.4 Skema Mode Operasi ECB

Cipher Block Chaining (CBC)

Pada mode oparasi ini hasil enkripsi dari blok sebelumnya mempengaruhi hasil enkripsi selanjutnya, atau enkripsi sebeluimnya menjadi feedback pada enkripsi blok saat itu., jadi tiap blok ciphertext bergantung bukan hanya pada blok plaintext-nya tapi bergantung pula pada blok-blok plaintext sebelumnya. Sehingga untuk plaintext yang sama, belum tentu menghasilkan ciphertext yang sama pula.

Skema dari mode operasi CBC dapat digambarkan sebagai berikut :


Sender Receiver

Gambar 2.5 Skema Mode Operasi CBC.

Mula-mula sebelum si pengirim hendak mengirimkan pesannya kepada si penerima, dia terlebih dahulu harus meng-XOR plaintext dengan IV (initialization vector) baru kemudian dienkripsi, setelah itu baru dikirimkan ciphertext pertamanya kepada si penerima. Plaintext ke-2 pun demikian, harus di-XOR terlebih dahulu dengan ciphertext sebelumnya sebelum mengalami proses enkripsi baru kemudian dikirimkan ke si penerima sebagai ciphertext 2 dan seterusnya.

Sifat-sifat dari mode operasi CBC :

· Lebih aman dari active attacks dibandingkan mode operasi ECB

· Error pada satu ciphertext dapat berakibat parah

· Menutupi pola plaintext

· Implementasi parallel belum diketahui